Artikel ini sebenarnya lebih condong ke poin 2 (beberapa contoh lebih condong ke poin 1), namun kalau kamu memang membaca artikel ini untuk poin nomor 1, tidak masalah juga, karena sebelum kamu membuat surat resign (World document .doc)ben, ada baiknya kamu tahu dulu apa alasan kamu keluar, mengingat seseorang tidak bisa resign tanpa alasan yang jelas.
Di bawah ini ada beberapa contoh alasan yang baik dan yang buruk untuk keluar kerja.
Contoh alasan yang baik:
Ganti karier:
- Saya keluar karena ingin mengganti karier saya ke industri yang berbeda dari sekarang. Contohnya saat seseorang kerja di perusahaan percetakan kertas dan ingin kerja di bidang yang lain, seperti pertambangan atau teknologi.
- Saya merasa sudah tidak bisa lagi berkembang di posisi saya yang sekarang ini, jadi saya pindah untuk mencari kesempatan baru agar karier saya bisa lebih berkembang lagi. Contohnya saat seseorang bekerja di perusahaan dan sudah tidak bisa atau tidak merasa akan mendapatkan kesempatan baik lagi (seperti naik gaji atau promosi), biasanya orang yang keluar dengan alasan ini merasa kalau kesempatan selalu terlewat begitu saja, kalau kamu tidak tahu, ini juga salah satu tanda seseorang harus keluar kerja.
- Saya siap untuk menapaki langkah baru di jalan karier saya. Contohnya saat seseorang bekerja di bagian pemasaran sebuah produk, contohnya kertas, namun orang ini merasa kalau memasarkan kertas bukanlah hal yang menarik baginya, karena itu dia ingin pindah bekerja jadi bagian marketing di perusahaan teknologi.
- Walaupun saya senang diberikan kesempatan untuk bekerja di perusahaan ini. Saya ditawarkan pekerjaan impian saya oleh perusahaan lain. Poin ini jelas, contohnya orang yang selama ini ingin jadi desainer sepatu di sebuah perusahaan terkenal, namun bekerja jadi desainer tas di perusahaan lain. Jadi saat perusahaan sepatu menawarkannya pekerjaan, orang ini akan dengan senang hati pindah pekerjaan.
Restrukturisasi Organisasi:
- Peruabahan di perusahaan ini membuat saya kesulitan untuk beradaptasi; moral tim di bawah pimpinan saya menurun dan produktivitas berkurang, karena itu saya berpikir untuk mencari pilihan baru. Contohnya saat CEO atau manajer baru mengambil alih perusahaan dan kemudian membuat namun perubahan ini membuat seseorang sudah beradaptasi.
- Pengurangan karyawan berarti membuat jumlah tim saya hanya sepertiga aslinya. Contohnya saat pengurangan karyawan dan seseorang dipaksa untuk memimpin tim dengan personel yang sedikit, selain akan mengurangi produktivitas kerja, ini juga akan membuat karyawan yang tersisa jadi terbebani pekerjaan lain.
- Perusahaannya dirampingkan, yang artinya, karena saya bukan karyawan lama, saya yang nantinya akan dihentikan. Contohnya sama seperti dua poin di atas, namun kamu sebagai orang yang dikeluarkan, alasan perampingan perusahaan ini jadi alasan ideal kamu untuk keluar kerja.
- Perusahaannya direstrukturisasi, dan bagian saya dihilangkan. Contohnya seperti yang tertulis. Kamu bekerja di sebuah perusahaan di bagian tertentu, namun alih-alih dirampingkan bagian ini malah dihilangkan sama sekali.
- Perusahaannya bangkrut. Karena bangkrut maka artinya tidak bisa menghasilkan.
- Perusahaannya dialihdayakan ke Arab. Ini kalau perusahaannya diambil alih oleh asing dan yang bekerja diminta bekerja di luar negeri.
Masalah Keluarga/Kesehatan:
- Orang tua/kakak/adik/om atau yang lainnya sakit, karena itu saya harus berhenti bekerja demi mengurusnya. Tidak perlu contoh, sudah jelas.
- Saya harus keluar karena alasan keluarga. Ini adalah contoh alasan keluar kerja yang sering digunakan, dan normalnya sudah cukup karena orang yang keluar kerja tidak perlu memberi detail dia berhenti bekerja.
- Pekerjaan saya tidak memperbolehkan jadwal fleksibel yang saya butuhkan untuk mengurus anak saya. Ketika kamu sudah punya keluarga dan anak, alasan harus mengurus anak bisa jadi salah satu alasan untuk keluar kerja.
- Saya menikah dan pindah ke luar kota. Poin ini tidak perlu contoh.
- Saya harus berhenti kerja sementara karena alasan kesehatan. Contohnya saat kamu sakit yang membutuhkan masa perawatan yang lama, dan mau tidak mau harus keluar kerja.
- Saya keluar kerja karena hamil. Poin ini juga tidak perlu contoh.
- Saya harus keluar kerja karena alasan pribadi. Sama seperti alasan keluarga, contoh ini juga adalah alasan yang paling sering digunakan untuk keluar kerja. Dan walaupun sebenarnya agak kurang jelas, alasan ini sebenarnya agak layak untuk dipakai. Jika bisa, jelaskan sedikit alasan pribadi ini, seperti ingin lebih banyak waktu untuk menjalani hobimu dan lain-lain.
Mendapatkan kesempatan yang lebih baik:
- Saya ditawari pekerjaan di perusahaan yang posisinya dekat dengan rumah keluarga saya. Poinnya sudah jelas, tidak perlu dijelaskan lagi.
- Pekerjaan saya tidak terlalu cocok dengan saya. Contohnya seperti kamu kuliah di jurusan Akuntansi, dan mendapatkan pekerjaan di bidang lain. Atau yang lebih sering, kamu bekerja di hal yang sesuai jurusanmu (di akuntansi misalnya) namun di sana kamu cuman mengerjakan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh siapa pun sedangkan kamu merasa kalau kamu butuh pekerjaan yang lebih rumit.
- Saya butuh gaji yang lebih tinggi. Contohnya jelas, tidak perlu ditambah dan dikurangi lagi.
- Saya pensiun. Contohnya saat seseorang sudah menabung seumur hidupnya dan membuat sebuah usaha.
- Kesempatan saya untuk berkembang di perusahaan ini terlalu sedikit. Contohnya saat sebuah perusahaan jarang sekali melakukan promosi atau kenaikan gaji.
- Perusahaan terlalu jauh dari rumah sehingga butuh waktu yang lama untuk sampai. Contohnya sudah jelas.
- Saya mencari tantangan baru. Alasan ini bisa dipakai saat seseorang merasa pekerjaannya terlalu mudah (walaupun di Indonesia, jarang sekali ada orang seperti ini).
- Saya akan lebih senang dengan pekerjaan yang menawarkan saya kewajiban yang lebih pada saya (artinya ingin naik posisi). Contohnya juga jelas seperti beberapa poin di atas.
- Saya ditawarkan posisi di perusahaan lain. Contoh serupa juga sudah disebutkan di atas.
- Saya punya rencana untuk pindah ke tempat lain/bepergian di waktu mendatang. Contoh ini sangat fleksibel, bisa digunakan di banyak kesempatan.
Contoh alasan yang buruk:
Bahkan kalau benar, ada beberapa alasan yang tidak boleh kamu pakai untuk menjelaskan alasan kamu keluar. Alasan-alasan di bawah ini harap dihindari dan lebih baik contoh di atas (atau alasan yang kamu karang sendiri, kalau kamu kreatif).- Saya akan dipecat. Kalau kamu sudah dapat beberapa surat peringatan, ada baiknya kamu keluar kerja, namun jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk keluar, nantinya kamu akan dicap buruk oleh perusahaan lamamu, dan perusahaan barumu bisa saja menghubungi perusahaan lamamu.
- Saya ditahan/dipenjara.
- Perusahannya buruk dan tidak baik.
- Saya bosan saat bekerja.
- Saya tidak akur dengan rekan kerja.
- Saya benci pekerjaannya.
- Saya tidak suka jadwal pekerjaannya.
- Saya tidak mau berlama-lama di kantor.
- Saya tidak mau di malam dan akhir pekan.
- Saya benci bos saya.
- Pekerjaannya terlalu sulit. Perhatikan, ada perbedaan antara pekerjaannya yang sulit dan pekerjaan yang tidak cocok. Tekankan ini.
- Manajernya bodoh.
- Bos saya menyebalkan.
- Ibu saya menyuruh saya untuk keluar.
- Saya tidak punya kendaraan yang layak sebagai bahan transportasi untuk kerja.
- Saya tidak mendapatkan/melewatkan kesempatan untuk naik posisi.
Apa pun alasan yang kamu pakai, kamu perlu mengatakan minimal setengah kebenaran dari alasan kamu keluar (alasannya tidak 100% kebohongan) karena akan mempermudah proses penyampaiannya dan akan lebih mudah dipercaya.
Tips.
Keputusan untuk keluar kerja itu tidak bisa dibuat cepat-cepat, harus dipikirkan matang-matang terlebih dahulu. Kebanyakan orang menyesal setelah keluar dari pekerjaan yang mereka benci namun malah mendapatkan pekerjaan yang lebih mereka benci. Dan walaupun belum tentu hal ini terjadi padamu, ada baiknya kamu berjaga-jaga dengan kemungkinan ini.Kalau kamu sudah bulat ingin keluar, ada baiknya kamu mengumpulkan dulu tabungan sebagai biaya hidup saat kamu masih dalam proses mencari pekerjaan baru, atau lebih baik, kamu sudah bisa mengamankan pekerjaan bahkan sebelum kamu keluar kerja.
