01. Pekerjaan Baru di Ruang Arsip

Arkana Pramuditho merasa kalau dirinya adalah orang yang beruntung. Alasannya? Karena dia berhasil mendapatkan pekerjaan dengan gaji beberapa persen lebih tinggi dari UMR bahkan ketika dia baru selesai mengerjakan UN dan bahkan belum mendapatkan ijazah miliknya. Perusahaan tempat dia bekerja—atau lebih tepatnya agensi—adalah sebuah agensi detektif, atau dengan nama kerennya adalah Private Investigator yang namanya MF Eye. Arkana tidak tahu kalau agensi detektif itu benar-benar ada, detektif itu hanya Arkana dengar dan lihat via film, drama, atau anime, jadi dia agak kaget ketika direkrut oleh agensi detektif ini untuk jadi seorang penjaga arsip.

Arkana yang kebetulan mengambil jurusan Administrasi Perkantoran di SMK tentu saja tidak akan menolak pekerjaan ini, dia tidak perlu melamar kerja—direkrut, dan gajinya juga lumayan, selain itu, dalam kondisi keuangannya yang sekarang, dia tidak punya pilihan lain selain bekerja di pasar sambil menunggu ijazah, jadi tentu saja setelah 2 hari mendapatkan surat perekrutan ini, dia langsung datang ke kantor MF Eye dan ingin langsung bekerja.

Arkana sebenarnya sempat berpikir kalau ini adalah pekerjaan iseng temannya, namun karena terdesak dan ada harapan kalau pekerjaan ini nyata, dia datang ke MF Eye dengan membawa semua data yang diminta.

Dan ... di sinilah dia sekarang, di ruang bawah tanah yang ukurannya sebesar setengah lapangan bola dengan banyak rak, dokumen, dan arsip sejauh mata memandang.

Ketika dia mendengar istilah penjaga arsip, Arkana berpikir ruangan yang agak sedikit gelap dengan banyak file yang harus dia arsipkan, jaga, dan bersihkan. Hal yang dia lihat di depannya agak mirip dengan yang dia bayangkan, namun ukurannya terlalu besar dan ruangan di sini terang dan sejuk.

Menurut orang yang mewawancarai Arkana, bos MF Eye, Ineke Mill—atau yang semacamnya, Arsip yang ada di sini sudah rapi, jadi untuk arsip lama, yang perlu Arkana lakukan hanyalah menjaga kalau arsipnya tetap dalam kondisi baik, pekerjaan Arkana yang sebenarnya adalah menyimpan dan merapikan arsip yang belum ada sekarang, yaitu arsip yang masih dipakai atau masih disusun oleh MF Eye.

Katanya, kebanyakan arsip yang ada di sini adalah laporan tentang kasus yang diselesaikan oleh para detektif di MF Eye.

Arkana tersenyum saat melihat tempat di mana Arkana akan bekerja dan menghabiskan waktunya, di tempat ini dia akan mengabdi—selama gajinya cukup untuk menghidupi Arkana—dan tidak akan pernah berpikir untuk pergi ke bosnya, berteriak, dan membanting surat resign doc yang menyatakan kalau dia keluar kerja.

“Tapi serius,” gumam Arkana, “kenapa banyak sekali arsip di sini.”

MF Eye katanya adalah agensi detektif yang sudah berdiri bahkan sebelum Arkana lahir, jadi Arkana bertanya-tanya apa semua laporan pertama MF Eye sampai terakhir ada di tempat ini.

Arkana menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya, “hal itu tidak penting. Yang penting sekarang adalah yang menjaga arsip ini adalah aku.”

Arkana berjalan ke meja yang mulai hari ini adalah miliknya dan kemudian membuka lacinya sesuai perintah ibu Ineke, katanya di dalam laci ini ada semacam file yang akan jadi petunjuk Arkana untuk menjaga dan merapikan arsip ini.

Saat Arkana membuka laci mejanya, Arkana memang melihat ada sebuah map berwarna biru, Arkana membukanya, dan di dalamnya, ada banyak tata cara untuk menjaga dan membersihkan arsip, seperti berapa suhu yang harus dijaga di ruang arsip ini, bagaimana caranya membersihkan jamur, dan lain-lain.

Namun yang Arkana merasa heran adalah map berwarna merah.

Tadi ibu Ineke mengatakan kalau di laci mejanya yang baru hanya ada satu file saja, dia tidak mengatakan ada dua file.

“Mungkin ini file milik penjaga arsip sebelumnya,” penasaran, Arkana tidak banyak berpikir dan langsung membukanya.

Dia membaca paragraf pertama dan mulai mengerutkan dahinya, dia membaca paragraf kedua dan mulai membuka mulutnya, dan setelah selesai membaca file ini Arkana mulai berkeringat dingin.

File yang dia baca ini adalah sebuah laporan dari kasus yang terjadi sekitar seminggu yang lalu, kasus pembunuhan, dan detektif yang menyusun laporan ini adalah seorang pria bernama Gavin Kalandra.

Pria yang bernama Gavin Kalandra ini menuliskan laporannya dengan sangat detail, mulai dari hari pertama—saat dia dimintai bantuannya oleh kepolisian—sampai dia berhasil memecahkan kasusnya—saat ternyata pembunuhnya adalah preman, atau bisa dibilang mafia, yang metode utama menghasilkan uangnya adalah menjual organ tubuh manusia di pasar gelap.

Hal ini saja sebenarnya sudah membuat Arkana merinding, membaca laporan tentang kasus pembunuhan, namun yang membuat laporan ini membuat Arkana berkeringat dingin adalah dia bisa membayangkan laporan yang ditulis oleh Gavin Kalandra ini. Rasanya dia seperti melihat semua kejadian yang terjadi lewat mata dari pria bernama Gavin Kalandra ini, dia bisa membayangkan bau amis darah danmayatnya.

Arkana menutup laporannya rapat-rapat dan membuka dokumen panduannya dan mencari di mana dia harus menaruh laporan milik Gavin Kalandra ini.

Setelah tahu di mana arsip seperti ini ditaruh—disortir berdasarkan tanggal, jenis kasus, dan kode kasusnya, Arkana langsung menyimpan laporan ini di sana.

... mungkin, pekerjaan ini akan sedikit berbeda dari yang dia bayangkan.

+++

Di kantornya, Ineke Millford, seorang keturunan Jawa-Belanda duduk di kantornya dan melihat ke monitor yang sedang menayangkan karyawan baru di MF Eye—Arkana Pramuditho. Dari laporan yang Ineke dapat, Arkana adalah seorang yang sangat biasa saja, dia tidak berprestasi dan tidak bermasalah, dia tidak pintar dan tidak dungu, dia juga bukan orang Extrovert namun tetap bisa bersosialisasi.

Ineke tahu dengan apa yang biasa dilakukan Arkana sehari-hari, tahu siapa ayah dan ibunya, latar belakangnya, dan semua hal yang berkaitan dengan Arkana Pramuditho—malahan, Ineke tahu semua file, video, dan foto yang ada di laptop Arkana yang merupakan peninggalan ayahnya.

MF Eye adalah agensi detektif, jadi menyelidiki Arkana seperti ini adalah hal normal.

Saat Ineke melihat Arkana mulai berjalan ke arah mejanya, dia mulai tersenyum dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada Arkana.

Di dalam lacinya ada dua file yang akan jadi penentu apakah Arkana akan bekerja jadi penjaga arsip MF Eye atau dipecat seminggu kemudian.

Saat dia selesai membaca tutorial dan petunjuk bagaimana menjaga arsip, Arkana akhirnya membuka file kedua yang jadi penentu pekerjaan Arkana.

File ini adalah laporan yang dibuat oleh semua detektif MF Eye.

MF Eye adalah agensi detektif, namun bukan agensi detektif biasa. Melainkan agensi detektif yang mengatasi kasus dari para pengguna Mind Force, orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural yang bisa melakukan banyak hal mustahil bagi orang biasa.

Dan karena MF Eye berurusan dengan para pengguna Mind Force, semua detektif di MF Eye juga bisa menggunakan Mind Force.

Sekarang, penjaga arsip sendiri sebenarnya tidak terlalu vital bagi MF Eye, namun tetap harus ada yang menangani ruang arsip, namun yang jadi masalah adalah semua laporan yang ada di sini juga diselimuti oleh Mind Force. Hal ini normalnya akan membuat laporan tidak bisa dibaca dan dipegang oleh orang biasa, namun membuat orang yang bisa menggunakan Mind Force hanya untuk menjaga arsip juga bukanlah hal yang bijak.

Jadi, Ineke mencari orang-orang spesial yang bukan pengguna Mind Force namun sanggup membaca dan berlama-lama di ruang arsip.

Penjaga arsip sebelumnya hanya bisa bekerja 30 menit sebelum dia akhirnya pingsan dan hampir gila, sebelumnya lagi hanya 2 hari, dan sebelumnya lagi hanya 5 hari. Tidak pernah ada orang yang Ineke pilih bertahan sampai 7 hari.

Kesal karena dia tidak bisa menjaga penjaga arsip yang tepat, dia akhirnya membuat sebuah ujian kedua, yaitu laporan yang sekarang masih Arkana baca.

Laporan ini dibuat dengan Mind Force murni, jika pengguna Mind Force membacanya, maka dia serasa ada berada di TKP dan melihat semuanya lewat mata kepalanya sendiri, sedangkan jika dia orang biasa, dia 90% akan gila sebelum berhasil membaca paragraf kedua.

“Arkana Pramudihto,” Ineke tersenyum, “akhirnya aku bisa menemukan penjaga arsip yang tepat.”

Arkana sudah selesai membaca laporan tersebut, dan walaupun dia kelihatan berkeringat, dia tidak gila dan bahkan masih bisa bergerak.

Puas dengan apa yang dia lihat, Ineke mematikan layar yang menampilkan ruang arsip—juga terbuat dari Mind Force—dan menyalakan komputer miliknya, Ineke membuka sebuah website dan membaca artikel yang judulnya 10 waktu terburuk untuk keluar kerja dan berharap kalau Arkana tidak akan pernah keluar dari pekerjaannya.

Tambahan:

Tambahan ini tidak ada hubungannya dengan artikel/cerita di atas, blog ini adalah SuratVaru, blog yang pada hakikatnya adalah blog yang menyediakan contoh surat, namun walaupun begitu, blog ini 90% diisi dengan konten dengan jenis yang berbeda, seperti artikel atau sesuatu yang tidak jelas seperti di atas, karena itu, saat saya membuat artikel terbaru dengan judul download contoh surat cerai, yang seperti judulnya, adalah contoh surat, maka perlu rasanya untuk memberitahukan hal ini di artikel lain.